SUKSES MITIGASI PENYEBARAN COVID-19 DI DESA PANGGUNGHARJO

MUHAMMAD ZIDNY KAFA

PANGGUNGHARJO, BANTUL, DI YOGYAKARTA

Melalui Panggung Tanggap Covid-19, warga Desa Panggungharjo berhasil menanggulangi bencana Covid-19 dalam aspek kesehatan, sosial, maupun ekonomi.

LAMANYA respons tim siaga daerah dalam menangani penyebaran virus Covid-19 mendorong para pemuda di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, untuk mengambil inisiatif sendiri dengan mendirikan Panggung Tanggap Covid-19 atau PTC-19. Bentuk konkret dari kegiatan ini adalah mitigasi bencana (Covid-19), yang meliputi mitigasi klinis dan non-klinis (sosial dan ekonomi).

PTC-19 didirikan pada 20 Maret 2020. Tim PTC-19 didominasi oleh pemuda-pemudi desa dengan berbagai latar belakang dari keuangan, IT support, dan data analyst. Muhammad Zidny Kafa, Koordinator Data dan Informasi PTC-19, mengungkapkan bahwa hal ini merupakan gerakan bersama warga Desa Panggungharjo dalam penanggulangan bencana Covid-19. Dalam merealisasikan program ini, Tim PTC-19 menyediakan platform website berbasis daring, https://bantultangguh.com/monitor/ untuk mendata kondisi warganya. 

Gerakan ini skalanya masih dalam lingkup desa, yang masih memiliki cukup banyak lapisan masyarakat yang belum melek teknologi. Daripada memaksakan untuk membuat aplikasi, PTC-19 lebih mengarahkan energinya untuk mendorong respons yang cepat dari masyarakat untuk memberikan laporan. 

Informasi resmi dari RT dan RW setempat membuat masyarakat tidak ragu memasukkan data  diri mereka ke dalam website. Hal itu pun membuat semakin banyak masyarakat yang mau  melaporkan kondisi kesehatan terkininya. 

Tim medis di shelter gabungan Kepanewon Sewon Bantul sedang mengecek tensi dan saturasi oksigen pasien isolasi

Warga bisa mengisi data kondisi kesehatan mereka secara daring. Seluruh masyarakat wajib melaporkan diri atau keluarganya terkait aktivitasnya selama 14 hari terakhir. Selain itu, mereka diminta melaporkan gejala-gejala klinis yang dialami selama masa tanggap darurat Covid-19.

Gerakan PTC-19 ini tidak berjalan sendiri. Mereka bekerja sama dengan perangkat pemerintah desa agar koordinasi bisa dengan cepat dilakukan. Dan benar saja, Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro, kemudian menginstruksikan perangkat  RT dan RW menyebarkan website PTC-19 kepada warganya.  

Informasi resmi dari RT dan RW setempat membuat masyarakat tidak ragu memasukkan data diri mereka ke dalam website. Hal itu pun membuat semakin banyak warga yang mau  melaporkan kondisi kesehatan terkininya.  

Dia menuturkan laporan kondisi kesehatan warga terus berdatangan, khususnya pada Juni -Juli 2021. Menurutnya, pernah ada laporan masalah kesehatan pukul 00.00-02.00 dini hari. Penelepon mengabarkan ada yang sempat mengalami sesak napas.

“Tapi, karena tim PTC-19 juga bersiaga, dan langsung menghubungi puskesmas, ambulans,  atau bahkan keamanan, warga itu pun bisa saja diangkut ke dua shelter yang sudah disediakan,” kata pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah, 3 November 1995 ini.

M Zidny Kafa beserta relawan tim medis sedang diberikan instruksi oleh perangkat desa Panggungharjo Kepanewon Sewon di shelter gabungan sebelum berangkar ke rumah warga yang terkonfirmasi Covid-19 untuk mengecek kesehatan.

Hingga kini sudah ada 9.472 warga yang melaporkan kondisi mereka melalui website Bantultangguh. Mereka melaporkan kondisi klinis mereka dan sudah mendapatkan perawatan. Ada yang dicek langsung ke rumah masing-masing atau juga dibawa ke shelter yang sudah disediakan di dua tempat umum. Shelter ini didirikan pada November 2020.

Tim PTC-19  menyiapkan shelter untuk pasien  Covid-19 yang mengalami gejala ringan hingga sedang. “Tapi, bila ada warga yang mengalami  gejala berat, biasanya mereka akan membantu pasien mendapatkan rujukan ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.  

Semua kebutuhan pasien Covid-19 disediakan di shelter, termasuk makan, oksigen, serta tenaga  kesehatan yang berjaga. “Jadi, bila ada gejala parah, pertolongan bisa segera  diberikan. Relawan yang berasal dari latar belakang pun mencoba membantu para pasien Covid-19 di shelter ini,” ucapnya. 

Tim PTC-19  menyiapkan shelter  untuk pasien  Covid-19 yang mengalami gejala ringan hingga sedang. “Tapi, bila ada warga yang mengalami  gejala berat, biasanya mereka akan membantu pasien mendapatkan rujukan ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.

Tim medis dari shelter gabungan Kepanewon Sewon Bantul sedang mengecek kesehatan warga yang terkonfirmasi Covid-19

Di shelter itu ada juga kegiatan seperti senam pagi, untuk memberikan ruang bagi para  pasien Covid-19 untuk menikmati matahari pagi. PTC-19 sudah merawat sekitar 1.800 orang secara bergantian di shelter itu. Namun hingga 7 September 2021 lalu, hanya ada 2 orang yang dirawat di shelter itu. 

Website yang dibuat Zidny dan timnya ini ternyata tidak hanya bermanfaat bagi pasien Covid-19 saja, tapi juga tenaga kesehatan. Sebelum adanya website itu mereka menuliskan laporan dari para pasien di buku secara manual, sehingga pendataan pasien pun jadi terhambat. Namun, dengan adanya website tersebut, pendataan bisa dilakukan lebih cepat. Seiring berjalannya waktu, PTC-19  akhirnya bekerja sama juga dengan tim Siaga Covid-19. Zidny berharap dengan adanya kerja sama ini, pasien Covid-19 bisa tertangani dengan cepat dan rapi. 

Selain memberikan bantuan kesehatan, PTC-19 juga memberikan bantuan ekonomi bagi warga Bantul yang kesulitan. Tim PTC 19 membagikan sembako berupa bahan pokok kepada warga. Namun sejak November 2020, tim PTC-19 lebih fokus memberikan bantuan terkait aspek soal kesehatan saja. Tim PTC 19 sudah membagikan  2.456 paket sembako kepada masyarakat yang terkena dampak wabah Covid-19. 

Atas apa yang dilakukan di Desa Panggungharjo ini, PTC-19 pun mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan  Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai salah satu Inovasi Pelayanan Publik  Penanganan Covid-19 di kategori masyarakat sipil pada 26 Agustus 2020.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search