MEMATAHKAN VONIS AMPUTASI

AHMAD HASYIM WIBISONO (PEDIS CARE)

MALANG, JAWA TIMUR

Penderita luka kronis umumnya dihadapkan pada satu pilihan saja, yakni amputasi. Pedis Care hadir untuk memberikan alternatif kedua bagi mereka yang nyaris putus asa.

Ahmad Hasyim Wibisono (baju hijau)  berdiri diantara  perawat-perawat di Pedis Care.

PARA penderita diabetes kronis datang ke rumah sakit dengan kaki yang membusuk atau berlubang. Jika tidak diamputasi, infeksi itu akan menjalar dan menghancurkan bagian tubuh lain. Namun, sebuah tempat di Malang bernama Pedis Care memberikan satu opsi lain. Luka itu dirawat sampai sembuh. Bagaimana caranya?

Ahmad Hasyim Wibisono, sang pendiri Pedis Care, tahu benar bahwa selama belum menyerang tulang dan masih ada jaringan sehat di bawah luka, luka kronis masih bisa disembuhkan. Ilmu perawatan luka ia dapat dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya, Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Ilmu Keperawatan Flinders University, Australia, dan pelatihan penanganan luka kronis.

Bekal pengetahuan ini membuatnya yakin bahwa amputasi bukanlah jalan satu-satunya. Maka, Hasyim dan istrinya yang juga perawat, Ayu Nanda Lestari, membulatkan tekad untuk mendirikan rumah perawatan luka pada 2015. Kini, usaha ini bernaung di bawah Yayasan Pediscare Center Malang.

Pedis Care menerapkan tiga tahap penyembuhan luka, yakni penyembuhan infeksi, pembersihan luka, dan penumbuhan jaringan baru atau regenerasi. Dengan tiga tahap tersebut, Pedis Care telah menyembuhkan berbagai macam luka, dari diabetes, luka tekan akibat terlalu lama berbaring, dan luka akibat kanker.

Pedis Care telah menangani ratusan pasien dengan luka kronis. Sebagian bahkan sudah divonis amputasi. Opsi amputasi kerap dianggap paling tepat karena perawatan luka memerlukan biaya yang besar dan banyak pasien tidak mampu membayarnya.

Sudut pandang inilah yang diubah oleh Hasyim dan istrinya. Tidak hanya mematok harga yang terjangkau, Pedis Care juga membuat program donasi bagi pasien yang tidak mampu. Mereka juga kerap mengadakan kegiatan seminar amal dan pelatihan perawatan luka.

Ada pula sistem subsidi silang dari pasien mampu kepada pasien kurang mampu. Dengan cara ini, Pedis Care bisa membebaskan atau memberi diskon 50 persen bagi pasien kurang mampu. Selain itu, sumber pendanaan juga hadir lewat beberapa kerja sama dengan badan amal dan instansi kesehatan.

INOVASI DAN PENGEMBANGAN

Dalam prakteknya, Pedis Care senantiasa memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satunya adalah penggunaan ponsel berbasis Android untuk mengkaji luka. Lewat aplikasi, mereka bisa mengukur dimensi luka dengan akurat sehingga rasio kesembuhan luka kronis mencapai 80 persen. Bahkan, pada luka diabetes, tingkat kesembuhannya mencapai 88 persen dengan rata-rata lama perawatan 11 minggu.

Strategi pemasaran Pedis Care difokuskan di dunia digital, seperti lewat situs dan media sosial. Selain itu, mereka juga menjadi lebih sering melakukan webinar, layanan konsultasi luka, dan kelas daring gratis.

Program pendidikan dan pelatihan (diklat) menjadi krusial, terutama karena banyaknya mitos dan kabar simpang-siur mengenai makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan penderita diabetes. Padahal, keberhasilan proses perawatan luka juga sangat bergantung pada pola hidup pasien. 

Pedis Care menerapkan tiga tahap penyembuhan luka, yakni penyembuhan infeksi, pembersihan luka, dan penumbuhan jaringan baru atau regenerasi. Dengan tiga tahap tersebut, Pedis Care telah menyembuhkan berbagai macam luka, dari diabetes, luka tekan akibat terlalu lama berbaring, dan luka akibat kanker.

Sementara bagi pasien yang sudah lansia atau tidak bisa bepergian, ada layanan Pedis Caregiver. Para perawat ini siap datang ke rumah dan memberikan perawatan luka secara intensif. Ada yang per jam, harian, bahkan sampai bulanan. 

Dosen Universitas Brawijaya ini pun mengaku faktor keselamatan juga menjadi pertimbangan dalam melakukan perawatan di rumah pasien. Mereka akan menunda pelayanan untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebagai gantinya, mereka akan mengirimkan alat dan bahan, lalu memandu keluarga pasien lewat video call.

Kebutuhan SDM mendorong manajemen Pedis Care untuk melakukan rekrutmen. Kini, ada 12 orang di bagian manajemen, sekitar 33 perawat yang terjun di bagian pelayanan, dan ada tambahan 16 orang pada medio 2021 lalu.

Saat ini, Pedis Care masih berlokasi di Jalan Mayjend Panjaitan Nomor 68, Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Namun ke depannya, Pedis Care ingin memperluas manfaatnya ke kota-kota lain. 

Salah satu yang sudah berjalan adalah kerja sama dengan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang. Pedis Care membuat teaching factory, sekaligus rumah perawatan luka di area sekolah tersebut. Harapannya, makin banyak pasien luka yang mendapat kesempatan kedua dan bisa terbebas dari opsi amputasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search