Jalan Panjang Para Relawan Kesehatan

Dani Ferdian

Bandung, Jawa Barat

Gerakan Volunteer Doctors mengajak para dokter dan tenaga medis untuk kembali pada fitrahnya, yakni menolong dan memberikan manfaat seluas-luasnya kepada orang yang kesusahan.

Tugas seorang dokter bukan hanya menempelkan stetoskop ke tubuh pasien lalu dibayar. Hakikat menjadi dokter adalah menolong orang lain. Hal mendasar inilah yang mengusik benak Dani Ferdian, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. Pasalnya, beberapa teman kuliahnya tak berpikir sesederhana itu.

Karena penghasilannya bersumber dari sakitnya orang lain, dokter rentan menjadi patient oriented dan melupakan aspek pengabdian dalam profesinya. Berawal dari keresahan tersebut, dia bersama 18 mahasiswa kedokteran di kampusnya membuat gerakan Volunteer Doctors (Vol-D) pada 2009.

Secara umum, aktivitas Volunteer Doctors terbagi dalam tiga bidang, yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di bidang pendidikan, mereka mengajar anak-anak sekolah yang sedang menghadapi ujian akhir dan memberi penyuluhan kepada anak-anak jalanan atau penderita HIV/AIDS.

Mereka juga melakukan aksi mengukur tensi (tekanan darah) di pasar atau pusat keramaian lain dan melayani medical complex (farmasi, pengobatan gigi, dan bimbingan psikis). Selain itu, mereka juga melakukan pendampingan ekonomi bagi para pelaku usaha. Berbagai kegiatan tersebut membuktikan bahwa misi Vol-D bersifat holistik atau menyeluruh. Tak hanya mengobati fisik, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat agar mengutamakan kesehatan.

Seiring waktu, lingkup kegiatan dan anggotanya semakin berkembang. Berawal dari Bandung, gerakan ini meluas sampai ke penjuru Jawa Barat dan Jabodetabek. Bahkan, kini sudah menjangkau hingga Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Selatan. Anggotanya pun terus bertambah, hingga mencapai 300 relawan pada 2016. Dengan rekrutmen yang terus dilakukan, kini anggotanya sudah lebih dari 500 relawan.

Tonggak pencapaian berikutnya ialah pendirian poliklinik di Perumahan Bumi Abdi Negara, Rancaekek, Bandung. Klinik yang mulai beroperasi Oktober 2015 ini memiliki 3 dokter gigi dan 2 dokter umum, termasuk dr. Dani sendiri. Klinik ini sekaligus digunakan sebagai kantor sekretariat Vol-D.

Di klinik ini, dr. Dani memasang tarif bersahabat. Untuk berkonsultasi, pasien cukup membayar Rp 25.000. Pendapatan memang masih defisit, tetapi ia yakin klinik akan terus berkembang dan siap membantu lebih banyak orang.

“Saya menanamkan dalam diri bahwa selama niat kita baik, maka kita juga akan memperoleh kebaikan. Semua jalan akan terbuka bila kita yakin dan optimistis,” ujarnya.

Benar saja, banyak pihak mulai kepincut menjalin kerja sama dengan Vol-D untuk melakukan aksi-aksi kemanusiaan. Di antaranya adalah berbagai perusahaan swasta, Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. Vol-D juga membangun jaringan di berbagai kampus, baik untuk keanggotaan maupun kerja sama.

Beberapa kampus yang terlibat adalah Universitas Indonesia, Universitas Trisakti, Institut Pertanian Bogor, Universitas Jenderal Achmad Yani Bandung, Universitas Moestopo, dan Universitas Pancasila. Antusiasme untuk menjadi anggota Vol-D pun sangat tinggi. Tiap kali buka rekrutmen, pendaftar mencapai 500 orang!

Tidak hanya memperluas jaringan, Vol-D juga menciptakan lini gerakan baru yang diberi nama Dokter Gigi Dekat. Gerakan ini berfokus di bidang kedokteran gigi, misalnya pembuatan gigi palsu lansia dan pelayanan dokter gigi bagi anak-anak panti asuhan.
Pada 2020 lahir pula gerakan di bidang multimedia kesehatan yang bernama Rumah Sinergi. Di dalamnya ada ruang pelayanan kesehatan, ruang komunitas, ruang konsultasi, hingga bisnis kedai kopi. Semuanya ditujukan untuk mewadahi anak muda yang ingin tetap berkarya di tengah pandemi.

“Saya menanamkan dalam diri bahwa selama niat kita baik, maka kita juga akan memperoleh kebaikan. Semua jalan akan terbuka bila kita yakin dan optimistis,” ujarnya.

Vol-D dalam Pusaran Pandemi

Sebagai yayasan yang bergerak di bidang kesehatan, Vol-D sigap melakukan berbagai langkah strategis untuk membantu meredakan dampak pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal pertama yang menjadi perhatian mereka adalah ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.

Mereka meluncurkan situs bantumedis.com untuk menghubungkan fasilitas-fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia yang perlu bantuan APD dengan para pendonor dan produsennya. Selain itu, Vol-D juga menggalang dana dari para anggotanya, baik untuk penyediaan APD maupun membantu masyarakat yang terdampak. Langkah selanjutnya adalah penyediaan platform konsultasi pasien secara daring.

Selama pandemi, memang tak banyak aksi lapangan yang bisa dilakukan oleh ratusan anggota Vol-D. Maka dari itu, penggalangan dana dan telekonsultasi semacam ini memang menjadi cara yang paling mungkin dilakukan untuk membantu masyarakat.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search