MEMBANTU NELAYAN DENGAN APLIKASI PELACAK IKAN

I GEDE MERTA YOGA PRATAMA

GIANYAR, BALI

Penggunaan aplikasi FishGo bertujuan meningkatkan kemampuan nelayan dalam memperoleh akses pendidikan dan kesehatan yang baik untuk anak dan keluarga mereka.

I Gede Merta Yoga Pratama menunjukan aplikasi FishGo.

KIRA-KIRA pada medio 2016 lalu, I Gede Merta Yoga Pratama mendengar curahan hati sahabatnya tentang kesulitan ayahnya menjalani hidup sebagai nelayan. Di sisi lain, Yoga juga merasakan keprihatinan terhadap anak-anak muda di Bali yang kian tak tertarik untuk menjadi nelayan. Penduduk asli Bali, apalagi anak muda, biasanya lebih tertarik bekerja di perhotelan, pariwisata, atau merantau ke Jakarta.

Satu tahun berikutnya, mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali ini memasuki semester akhir. Bersama tiga orang rekannya, ia mendapat tempat praktek kerja lapangan di Badan Riset dan Observasi Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan. Di sana, Yoga dan kawan-kawan mendalami pembelajaran pemetaan keanekaragaman ikan menggunakan mode link oseanografi dan remote sensing. Mereka memperhatikan bagaimana arus bisa terekam sehingga bisa menentukan jenis ikan di lokasi tertentu.

Setelah praktek kerja, Yoga dan kawan-kawan tak berhenti hanya mempelajari bagaimana cara memetakan ikan berdasarkan arus air laut. Ia pun melakukan riset lapangan. Hasil riset tersebut mereka jadikan laporan praktek kerja lapangan. 

Pemanfaatan aplikasi FishGo memberikan hasil yang cukup signifikan. Hasil tangkapan nelayan meningkat dari 40-60 kilogram menjadi sekitar 100 kilogram per hari.

Usaha penangkapan ikan di Bali masih memakai cara tradisional, seperti melihat rasi bintang. Walhasil, nelayan harus menghabiskan banyak bahan bakar untuk berputar-putar mencari lokasi terbaik dengan hasil tangkapan yang tidak menentu

Laporan hasil kerja lapangan itu pun diterima oleh dosen pembimbingnya. Namun Yoga dan rekan-rekannya tak mau berdiam diri. Mereka ingin mengembangan ide yang sudah mereka buat dalam puluhan lembar kertas tersebut. Saat melakukan penelitian, muncul ide untuk membantu nelayan. Akhirnya terciptalah FishGo, sebuah aplikasi pelacak posisi ikan berbasis navigasi yang dirancang untuk membantu nelayan di sekitar tempat tinggalnya di Bali.

MENINGKATKAN TARAF HIDUP NELAYAN

Sejak awal dibuat, aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dengan cara memetakan pergerakan ikan dan memprediksi cuaca dengan tepat. Dengan cara itu, nelayan dapat melaut dengan aman dan hemat bahan bakar. Apalagi, menurut Yoga, potensi di bidang kelautan dan perikanan di Indonesia sangat melimpah sehingga tak boleh disia-siakan.

Pemanfaatan aplikasi FishGo memberikan hasil yang cukup signifikan. Hasil tangkapan nelayan meningkat dari 40-60 kilogram menjadi sekitar 100 kilogram per hari.

Selain itu, Yoga dan tim terus merancang beberapa fitur baru pada aplikasi FishGo, seperti informasi cuaca, pasang-surut air laut, dan perangkat Internet Of Things (IOT,) yang berfungsi mendeteksi biomassa ikan di bawah air. Kemudian dirancang pula program untuk para istri nelayan yang diberdayakan untuk dapat mengolah ikan menjadi produk olahan sehingga dapat memperoleh pendapatan lebih.

I Gede Merta Yoga Pratama dan rekan-rekannya bekerja di ruang kerja FishGo.

Yoga percaya, keterlibatannya membantu nelayan secara tidak langsung memberi sumbangan  pada peningkatan ekonomi masyarakat pesisir. Dampaknya meningkatkan kemampuan nelayan dalam memperoleh akses pendidikan dan kesehatan yang baik untuk anak dan keluarga mereka.

Di masa pandemi Covid-19, FishGo mencoba mengembangkan dua program baru di luar pengembangan teknologi. Pertama terkait pemasaran hasil tangkapan ikan nelayan. “Karena hotel dan restoran di Bali tutup, market nelayan ini hilang. Karena itu hasil tangkapan mereka tidak ada yang beli. Kami kemudian berinisiatif membeli dan memasarkannya. Ikan kami kemas dengan packaging yang bagus dengan cara divakum untuk menjaga kualitas dan daya tahan. Saat ini targetnya ke market konsumen rumah tangga,” jelas Yoga.

Adapun program kedua terkait dengan pengolahan dan memberi nilai tambah pada hasil tangkapan. “Kebetulan salah satu ikan yang ditangkap para nelayan pengguna FishGo adalah ikan tuna. Nah, daging tunanya kami pasarkan, kemudian kulit ikan yang biasanya dibuang kami olah menjadi kerupuk,” ungkap Yoga.

Pengolahan ini dilakukan oleh ibu-ibu nelayan di bawah bimbingan Yoga dan tim. “Adapun packaging, pemasaran, dan distribusi dilakukan oleh kami,” tambah Yoga. Saat ini pemasaran masih dalam skala lokal. Tapi dalam waktu dekat akan membuka akses dan merambah pasar nasional. Rencana akan mulai kirim ke Surabaya, Bandung, hingga Jakarta.

Dua langkah yang telah diambil, di luar pengembangan teknologi aplikasi FishGo ini, sedikit banyak membantu para nelayan untuk terus melaut dan produktif. Sedangkan untuk aplikasi FishGo sendiri mendapatkan penghargaan dari Kementerian PANRB sebagai inovasi pelayanan publik dan masuk lima pelayanan publik terbaik se-Indonesia. Karenanya, terbuka peluang bagi FishGo untuk direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.

Yoga percaya, keterlibatannya membantu nelayan secara tidak langsung memberi sumbangan  pada peningkatan ekonomi masyarakat pesisir. Dampaknya meningkatkan kemampuan nelayan dalam memperoleh akses pendidikan dan kesehatan yang baik untuk anak dan keluarga mereka.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search